Mobil Listrik sudah ada jauh sebelum mobil berbahan bakar minyak diciptakan. Pada tahun 1899 sebuah mobil listrik berhasil berjalan dengan kecepatan 100 km/jam. Mobil itu dibuat oleh Camille Jenatzy. Pada tahun 1897, jalanan kota New York sudah diramaikan oleh taxi berbahan bakar listrik, selain itu mobil-mobil pribadi juga membawa batere sebagai sumber tenaga. Ketika itu belum ada satu pun mobil berbahan bakar minyak yang tampak di muka umum. Ditambah lagi trem dan kereta listrik antar kota pada tahun 1930-an yang sudah mampu berjalan mencapai kecepatan 200km/jam.
Sedangkan mobil pertama sangat merepotkan. Sampai tahun 1930-an orang harus berkeringat, memutar tuas engkol untuk menghidupkan mesinnya. Sementara itu untuk menghidupkan mobil listrik cukup dengan menekan tombol. Asap tebal dan suara bising membuat mobil berbahan bakar minyak tidak laku.
Di San Francisco masih ada trem yang tetap bekerja dengan baik lebih dari 100 tahun. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh kendaraan berbahan bakar minyak yang pembakarannya menghancurkan kendaraan itu dalam waktu 20 tahun.
Namun semua berubah sejak Rockefeller menyerang. Raja minyak ini ikut masuk dalam bisnis kendaraan. Dia melakukan dua langkah jahat untuk menghancurkan kendaraan listrik. Pertama dengan menggunakan perusahaan bentukannya, National City Lines, Rockefeller merebut hampir semua peusahaan angkutan umum di kota-kota besar di Amerika.
Antara tahun 1936 dan 1950, National City Lines mengambil alih lebih dari 100 operator trem di 45 kota besar, termasuk Detroit, Cleveland, New York City, Oakland, Philadelphia, Phoenix, St. Louis, Salt Lake City, Tulsa, Baltimore, dan Los Angeles. Kemudian tanpa basa-basi mengganti trem-trem yang ramah lingkungan itu dengan bus-bus berbahan bakar minyak yang kotor dan serba menyusahkan. Ketika itu ribuan trem yang masih sangat layak pakai ditarik dari peredaran dan dibuang begitu saja.
Langkah kedua adalah membiayai perusahaan mobil Ford Motor Company dan General Motor untuk membuat mobil berbahan bakar minyak dalam jumlah besar. Dengan cara penjualan sewa-beli dan cicilan bank, serta banyak iklan melalui media massa milik Rockefeller. Ditambah lagi tindak-tanduk para mafia yang diatur oleh teman Rockefeller, Meyer Lansky, untuk menyingkirkan kubu-kubu yang menentang rencana jahat Rockefeller. Keberhasilan semakin sempurna karena para politikus yang membutuhkan sokongan dana pun ada dalam kendalinya. Mereka memperjuangkan pembangunan jalan bebas hambatan ke seluruh amerika untuk dilalui oleh mobil-mobil berbahan bakar minyak.
Dengan menyingkirkan kendaraan listrik dan menggantinya dengan kendaraan minyak, dia mendapatkan keuntungan berlimpah dari penjualan mobil dan penjualan minyak. Bahkan sebagian besar perusahaan minyak dimiliki oleh Rockefeller dan kerabatnya.
Peristiwa ini memang sebuah kejahatan besar dalam bidang perniagaan. Ketika tidak mampu bersaing secara sehat, kejahatan pun dilakukan. Lingkungan rusak, menghambat kemajuan peradaban. Hingga kini, di Indonesia pun ada saja yang merasa terancam oleh keberadaan mobil listrik. Boleh jadi para mafia migas. Di zaman pemerintahan SBY, mentri Dahlan Iskan sudah berusaha untuk mengembangkan mobil listrik. Namun, ada saja penjahat yang menghalanginya.
Comments
Post a Comment