Ratusan tahun silam, kemenyan mulai dipanen dari getah damar dan gaharu. Pada masa itu, kemenyan sempat menjadi barang dagangan bernilai tinggi. Konon katanya, di Jalan Sutra harganya sempat lebih mahal dibandingkan emas dan permata. Para pedagang berusaha mendatangkannya demi memenuhi permintaan kaum bangsawan, orang-orang kaya, dan para pendeta. Di Timur Tengah digunakan untuk pengharum ruangan, sedangkan di India dan Timur Jauh lebih banyak dipakai di kuil-kuil sebagai sarana pelengkap sembahyang.
Selain dipakai untuk wewangian dalam upacara adat, kemenyan juga dipakai untuk kecantikan, pengobatan, bahkan untuk menenangkan jiwa. Kemenyan dibakar ketika menggelar upacara perkawinan, keagaamaan, dan selamatan. Kadang-kadang wangi kemenyan terasa menyengat, meski demikian wanginya sangat baik untuk menenangkan pikiran.
Sebagian orang mengira, kemenyan lekat dengan tahap pemanggilan roh halus. Wanginya mengundang para makhluk halus dari segala golongan untuk datang. Prasangka orang membuat kemenyan mendapat kesan yang tidak baik. Sedangkan mereka yang berpikiran terbuka biasa menggunakan kemenyan untuk wangi-wangian. Misalnya ketika hendak melakukan sembahyang, wanginya memberi ketenangan.
Dalam bidang perdukunan, kemenyan adalah sarana untuk menenangkan pikiran. Wangi kemenyan dibakar oleh dukun bukan berarti memanggil kekuatan gaib. Boleh jadi hanya sebagai alat untuk menenangkan jiwa raga ketika sedang bertapa. Pada dukun yang sedang melatih kekuatannya membutuhkan ketenangan.
Sesungguhnya kemenyan mengandung banyak tuah, baik untuk kesehatan, ketenangan, dan perawatan jiwa raga. Namun, masih banyak orang mengira kemenyan adalah benda yang angker. Sepertinya mereka sudah terpengaruh oleh tayangan-tayangan angker di layar kaca. Tayangan seperti itu seringkali hanya menonjolkan hal-hal angker demi memperoleh banyak penonton. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan uang dari pariwara yang dipasang di acara tersebut. Sebagian besar tayangan angker di layar kaca tidak banyak memberikan pengetahuan, dan hanya memperlihatkan macam-macam hal angker demi uang. Tayangan seperti itu sering menimbulkan salah pengertian di kalangan orang-orang yang tidak mempelajari hal-hal niskala.
Comments
Post a Comment