Bangkai berjalan atau mayat hidup seringkali dianggap sebagai momok menakutkan bagi sebagian orang. Akar dari momok ini adalah rasa takut akan kematian. Orang-orang pun merasa takut apabila ada mayat yang bangkit dari kuburan, kemudian membalaskan dendam kepada siapa saja yang pernah menyakitinya.
Dalam cerita-cerita yang disiarkan di layar kaca, bangkai berjalan sering diceritakan timbul karena wabah penyakit atau sebuah kutukan. Menurut tayangan itu pula, orang yang mati dibunuh oleh mayat hidup, nantinya akan menjadi mayat hidup juga. Tentu saja para penonton membayangkan hal yang tidak-tidak mengenai keberadaan bangkai berjalan.
Sesungguhnya, bangkai berjalan berasal dari hasil perbuatan roh jahat, baik karena keinginan dirinya, maupun karena perintah dari seorang dukun. Roh-roh itu seringkalu bergentayangan di kuburan, mereka mencoba untuk merasuki raga yang sudah mati. Ketika sudah berhasil masuk ke dalamnya, mereka berusaha untuk menggerakkannya.
Ada pula roh halus perasuk bangkai yang melakukannya karena perintah seorang dukun. Di berbagai suku ada pengetahuan untuk menggerakkan mayat. Tujuannya bukanlah untuk menebar rasa takut. Hal ini dilakukan untuk mengantarkan orang mati ke tempat asalnya. Hamir semua suku mempunyai budaya merantau. Apabila ada yang mati di tanah rantau, bisa saja ada dukun yang memanggil roh untuk merasuk dan mengantarkan mayat itu pulang atau mengantarkannya ke kuburan.
Di sisi lain, ada pula orang-orang yang menggunakan pengetahuan ini bukan karena adat, melainkan untuk kepentingan lain. Contohnya saja menebar rasa takut, bahkan menggunakannya untuk kepentingan perang. Baik di timur maupun di barat, cerita seperti ini memang ada. Entah sejak kapan ilmu untuk mengendalikan mayat mulai menyebar.
Cara kerja ilmu ini tidak jauh berbeda dengan Jelangkung. Yaitu memanggil roh untuk merasuki benda. Perbedaannya, roh itu dipanggil untuk merasuki mayat.
Lain di layar kaca, lain di dunia gaib, di kehidupan serangga pun ada semacam jamur yang sangat berbahaya bagi semut. Jamur-jamur ini bisa hinggap di kepala semut, kemudian menancapkan akarnya sampai menembus otak. Ketika semut itu mati, jamur itu mengambil alih tubuhnya kemudian mencari mangsa baru untuk dijadikan tempat berkembangbiak.
Satu hal lagi, di Bali ada mayat berjalan yang dikenal dengan sebutan Bangke Maok. Sosok ini tampak seperti mayat berjalan dengan bau busuk menusuk hidung. Penekun pangleakan dapat meniru bentuk sosok ini apabila kekuatannya sudah cukup.
Comments
Post a Comment