Bicara tentang pesugihan, sebenarnya pesugihan itu merupakan cara untuk mendapatkan kekayaan. Orang yang bekerja karena ingin kaya sudah termasuk pesugihan. Lain halnya dengan yang bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, itu namanya mata pencaharian. Pesugihan sendiri dibagi menjadi dua golongan, sesuai dengan cara mendapatkannya.
Sejak dahulu hingga kini, pesugihan selalu ada, dengan tata cara masing-masing. Ada yang meminta pertolongan kepada Sang Maha Pencipta, maka itulah pesugihan putih. Usaha yang dilakukan oleh pelakunya pun tidak mengandung unsur kejahatan. Lain halnya dengan pesugihan hitam, pelakunya melakukan pejanjian dengan makhluk halus, baik itu dari siluman, bhuta ijo, genderuwa, jin, atau makhluk halus lain yang menawarkan pesugihan hitam. Dalam pesugihan hitam, cara melakukannya seringkali mengandung unsur kejahatan. Contohnya ialah tumbal, pelacuran, atau menjauhkan diri dari Sang Maha Pencipta.
Namun, di masa sekarang ini, banyak bocah dan anak-anak muda kekinian yang ikut melakukan pesugihan. Orang-orang menyebut mereka sebagai bocah milenial. Bocah-bocah ini ialah bocah-bocah yang diduga mengalami ketergantungan terhadap jaringan maya. Apapun yang dilakukannya, mereka umumkan di jagad maya. Kemudian, ada orang-orang yang mendapatkan banyak uang dari dunia maya, maka para bocah itu melakukan segala cara agar dirinya mendapatkan uang dan ketenaran di dunia maya.
Sarana pesugihan mereka tidak jauh dari U-Tub atau Nistagram. Para bocah milenial bisa memilih salah satu, maupun keduanya. Caranya cukup dengan mengirimkan gambar diri ke sana, mencari pengikut, dan kalau perlu, memberikan sejumlah uang untuk memasang pariwara. Maka, dalam pesugihan ini ada istilah bayar untuk menang.
Semakin banyak pengikut yang dimilikinya, maka persaingan akan semakin ketat. Apabila beruntung, akan ada pengusaha yang memberikan barang dagangannya untuk diperkenalkan ke muka umum. Dengan begitu si pelaku pesugihan ini mendapatkan barang secara cuma-cuma, dan ditambah dengan upah yang diberikan oleh pengusaha tersebut.
Kemudian, pengikutnya di jagad maya akan terpengaruh untuk ikut membeli barang yang dia perlihatkan di halamannya. Apapun barang yang diperlihatkan, disana ada perjanjian antara dirinya dengan pengusaha. Seperti itulah cara pesugihan milenial bekerja. Tata caranya tampak sangat mudah, namun kenyataannya tidaklah demikian.
Tidak semua yang mereka tampakkan di jagad maya itu merupakan kebenaran. Diantara mereka ada yang sering berpura-pura kaya hanya karena ingin dilihat orang lain. Padahal dalam kenyataannya, mereka tidak sekaya itu. Sandiwara di jagad maya kadang-kadang jauh lebih menarik daripada yang kita lihat di depan mata. Jagad maya memang dipenuhi oleh para pengecut yang berusaha menjatuhkan saingannya.
Berpura-pura kaya demi melakukan pesugihan milenial. Entah apa saja yang sudah dilakukan untuk itu. Ketika kedoknya sudah terbongkar, maka bersiaplah untuk menanggung malu. Di sisi lain, ada yang rela menanggung malu hanya karena pesugihan semacam ini. Ada yang rela memamerkan tubuhnya. Ada pula yang mau menjadi kekasih bagi orang yang mempunyai rupa yang tidak sepadan dengan dirinya. Begitu banyak sandiwara yang dilakukan oleh para pelaku pesugihan milenial.
Mereka percaya bahwa, uang dan ketenaran dapat mengubah dirinya menjadi orang berpengaruh. Kemudian meeka saling berebut pengaruh di jagad maya. Semakin kuat pengaruh yang mereka punya, maka semakin banyak uang dan pengikut yang datang mendekat. Tidak jarang banyak yang membuat persekutuan atau persekongkolan untuk menjatuhkan orang lain.
Begitulah cerita tentang pesugihan masa kini yang dapat dikatakan sebagai pesugihan milenial. Sebagian besar pelakunya banyak yang masih mencari jati diri. Jagad maya memiliki dua sisi, yaitu sisi terang dan sisi gelap. Banyak orang yang memasuki jagad maya terdampar di perbatasan diantara kedua sisi itu. Maka tidak heran jika ketidaktahuan mereka mendatangkan malapetaka.
Comments
Post a Comment